PBJ
Seorang
guru yang baru lulus mengajar di sebuah kampung terpencil. Saat pertama
mengajar ia menanyai satu per satu muridnya. “Kamu yang duduk paling depan,
siapa namamu?” Sang murid menjawab, “Nama saya Kresno, pak.” Sang guru bertanya
lagi, “Apa hobimu?” Murid yang bernama Kresnomenjawab,
“Hobi saya memikirkan PBJ di sungai, pak.”
Dalam
hati, pak guru heran, bukunya pak Mudji, pengaruhnya sampai ke pedalaman
Indonesia. Sang guru melanjutkan pertanyaan, “Yang di barisankedua, siapa namamu dan apa
hobimu?” Dengan cepat sang murid manjawab, “Nama saya Akil, hobi saya
memikirkan PBJ di sungai.” Sang guru mengajukan pertanyaan lagi, “Kok hobi kamu
sama dengan Kresno ?” Akil pun menjawab, “Iya pak, hobi kami sama. Kami
bersahabat.”
Guru baru itu melanjutkan sesi perkenalannya, “Ayo
kamu, yang tinggi kurus, siapa namamu dan apa hobimu?” Murid yang baru ditanya
itu menjawab, “Nama saya Rio, pak. Hobi saya memikirkan PBJ di sungai.”
Guru baru itupun akhirnya berkata, “Mengapa murid
laki-laki di sekolah ini kok tidak kreatif. Hobinya sama memikirkan PBJ di
sungai. Apakah kalian sudah pernah membaca buku PBJ dan apakah kalian tidak
pernah mendapat pelajaran kreativitas?” Serentak murid di sekolah iti menjawab,
“Belum pernah, pak.”
Sang guru merasa tertantang dan berkata, “Oke,
selama saya ngajar di sini, saya akan mengajarkan kreativitas kepada kalian.
Sekarang saya lanjutkan dulu pekenalan saya. Ayo, kamu perempuan yang duduk di
pojok itu, siapa namamu dan apa hobimu?”
Dengan tersipu agak malu wanita itu menjawab, “Pak
guru, nama saya Febe Jai , lengkapnya Febe Jailany . Hobi saya mandi di sungai.”
Seorang guru yang baru lulus mengajar di sebuah kampung terpencil. Saat pertama mengajar ia menanyai satu per satu muridnya. “Kamu yang duduk paling depan, siapa namamu?” Sang murid menjawab, “Nama saya Kresno, pak.” Sang guru bertanya lagi, “Apa hobimu?” Murid yang bernama Kresnomenjawab, “Hobi saya memikirkan PBJ di sungai, pak.”
0 Comments